New York - Justin Timberlake boleh bangga dengan tur FutureSex/LoveShow miliknya, atau Beyonce boleh sedikit sombong ketika sukses menggelar The Beyonce Experience. Tapi tetap saja Michael Jackson punya tur yang paling berbahaya, 'The Dangerous World Tour'.
The Dangerous World Tour disebut sebagai salah satu tur penyanyi solo terbesar dalam sejarah musik. Pelantun 'Heal the World' itu terbukti sukses mengumpulkan lebih dari 50 ribu orang dalam sebuah stadion. Bahkan Michael sanggup menjual lebih dari 100 ribu tiket di Morumbi Stadium, Brazil. Jika dibandingkan dengan penyanyi masa kini, Beyonce misalnya. Ia sepanjang karirnya hanya sampai pada angka 70 ribu tiket ketika menggelar konser di Fillipina.
The Dangerous World Tour merupakan tur dunia kedua setelah Bad World Tour yang pernah dilakoni Michael Jackson. Tur tersebut digelar dalam tiga bagian selama satu tahun, yaitu mulai Juni 1992 hingga 23 Desember 1993. Jacko membuka tur tersebut di Munich, Jerman dan mengakhirinya di Meksiko. Total ada 76 pertunjukan di tur tersebut.
Beberapa lagu dari album 'Dangerous', 'Bad', 'Off the Wall' dan 'Thriller' ia bawakan untuk menghibur para penggemarnya di tur tersebut. Di antaranya, 'Workin' Day and Night', 'I Just Can't Stop Loving You', 'Black or White' dan 'Man in the Mirror' yang selalu jadi lagu penutup.
Panggung The Dangerous World Tour pun luar biasa besarnya, lengkap dengan tata lampu dan sound system yang ciamik. Jadi nggak heran untuk mengangkut semua peralatan panggungnya, Jacko harus menyewa dua buah pesawat boeing 747.
Untuk urusan aksi panggung, Jacko memang tak ada duanya. Jacko adalah satu-satunya penyanyi yang pernah menggunakan roket di punggung buatan NASA untuk mengakhiri setiap pertunjukannya The Dangerous World Tour. Meskipun untuk melakukan aksi terbang dengan roket itu, Jacko harus diganti oleh pemeran pengganti. Hal itu terjadi karena tidak sembarang orang bisa menggunakan roket itu.
Ketika melakoni tur tersebut, Jacko mulai mengkonsumsi obat-obatan penghilang rasa sakit, seperti Valium, Xanax dan Ativan. Ditambah ia semakin stres setelah dituntut telah melakukan pelecehan terhadap seorang anak.
Jacko sempat membatalkan konser di Bangkok, Thailand pada 25 Agustus 1993 dan di Singapura pada 30 Agustus 1993. Hal itu terjadi karena Jacko mengalami dehidrasi dan sempat pingsan saat latihan.
Tur tersebut meraup pendapatan lebih dari US$ 100 juta. Namun Jacko tidak menikmati keuntungannya sendiri. Karena 98 persen keuntungan The Dangerous World Tour, ia sumbangkan untuk berbagai organisasi sosial di seluruh dunia.
Sumber: Hot Music